Yuk berpartisipasi!

Dalam pelaporan dan pemantauan
Putra putri jumantik mandiri sekolah
Di kelurahan pondok labu.

Apa itu pudaman?

Pudaman (Putra Putri Jumantik Mandiri)

Pudaman merupakan Sistem untuk bertujuan untuk membantu pelaporan dan pemantauan dalam putra putri jumantik mandiri sekolah di Kelurahan Pondok Labu.

Yuk mulai berpartisipasi!

Upload Temuan Jentik Disekolahmu

Klik disini untuk upload gambar

Klik disini untuk upload video

Pudaman

Periode 05 2024

Khansareva Zulfarida (8c)

SMP PGRI 12

Levy putra yudika (8a)

SMP PGRI 12

Ibnu raifan (8F)

SMPN 226

Livia Puti Susilo (7H)

SMPN 37 Jakarta

Nabilah awaliyah (7h)

SMPN 37 Jakarta

Shifra Neylan Putri (7h)

SMPN 37 Jakarta

aisyah mariz putri (8D)

SMPN 96

Anisa Bunga Kirari (7A)

SMPN 96

Kinanti Nur istnaini (7D)

SMPN 96

Nabillah Nur Hafiizhah (7A)

SMPN 96

Noer cinta wulaningrum (8c)

SMPN 96

Novalni Rusa (7F)

SMPN 96

Safa Fuji yastika (8a)

SMPN 96

Winonna Yasmin Sunyta (7E)

SMPN 96

Zahrah Tiara Wahab (7E)

SMPN 96

Informasi seputar (DBD)

HARI DEMAM BERDARAH NASIONAL

Hari Demam Berdarah Nasional diperingati tanggal 22 April setiap tahunnya yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat mencegah bahaya penyakit demam berdarah.

Demam Berdarah (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang sebelumnya terinfeksi virus dengue dari penderita demam berdarah lainnya.

Di Indonesia sendiri vektor pembawa penyakit umumnya nyamuk Aedes aegypti betina dikenal sebagai nyamuk demam berdarah yang memiliki ciri khas tubuh dan tungkainya ditutupi sisik bergaris putih keperakan yang biasanya aktif di pagi dan sore hari pada tempat yang lembab dan di permukaan air yang menggenang.

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia yang setiap tahunnya memiliki jumlah kasus yang masih tinggi. Tak jarang penyakit ini juga menimbulkan kematian bagi penderitanya.

Adapun gejala-gejala demam berdarah yang harus diwaspadai yaitu demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan muntah, manifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah, kulit ruam kemerahan, dan nyeri otot, tulang, dan sendi.


Referensi: https://perpustakaan.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2023/05/KEMENKES-RI-Hari-Demam-Berdarah-Nasional.pdf

DEFINISI

Demam Berdarah atau Dengue adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk yang telah menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan, pada tingkat lebih rendah, Ae. albopictus . Nyamuk ini juga merupakan vektor chikungunya, demam kuning dan virus Zika.

Demam berdarah tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam risiko yang dipengaruhi oleh parameter iklim serta faktor sosial dan lingkungan.


Referensi: https://perpustakaan.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2022/12/KEMENKES-RI-DEMAM-BERDARAH.pdf

SUMBER PENULARAN

Kejadian DBD dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sebagian besar dapat diperbaiki. Contohnya adalah kurangnya peran serta masyarakat dalam pengendalian DBD, kurangnya kualitas dan kuantitas tenaga penanggulangan DBD, infrastruktur dan air bersih yang tidak memadai yang mengakibatkan kecenderungan perkembangbiakan vektor. DBD adalah salah satu penyakit berbasis lingkungan yang angka kejadiannya dapat diturunkan dengan melakukan tindakan pengendalian vektor.

Vektor DBD yang paling utama adalah nyamuk Aedes aegypti. Aedes akan berkembangbiak pada air yang tergenang dan tidak beralaskan tanah. Aedes dapat bertelur sebanyak 100-200 telur setiap kali bertelur. Perkembangan telur hingga menjadi nyamuk Aedes dewasa membutuhkan waktu 7-10 hari. Penting untuk melakukan pengendalian vektor karena vektor berperan sebagai media transmisi penyakit DBD yang menghantarkan virus dengue ke tubuh manusia sebagai host sehingga terjadinya penyakit DBD. Apabila jumlah Aedes sebagai vektor DBD ditekan, maka jumlah media transmisi DBD menjadi minimal. Hasil akhir yang diharapkan adalah penurunan jumlah kejadian DBD. Aedes aegypti yaitu nyamuk kecil, warna hitam-putih, tropis dan subtropis yang ditemukan di Amerika Tengah, Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat, adalah vektor utama.

Demam Berdarah Dengue (DBD), di mana pasien mungkin menunjukkan hematoma dengan trombositopenia yang nyata atau jumlah trombosit yang sangat rendah. Gejala klinis DBD adalah kebocoran plasma, yang biasanya berlangsung selama kurang lebih 48 jam dan menyebabkan penurunan volume sirkulasi. Perdarahan sering terjadi setelah infeksi dengue, namun lebih sering terjadi pada DBD/DSS daripada DD.

Gejala fase awal ini tergantung pada usia pasien dan termasuk demam tinggi mendadak (kadang-kadang dengan pola demam dua puncak-sadel atau biphasic), sakit kepala parah, nafsu makan berkurang, mialgia dan artralgia parah, ruam kulit makulopapular yang muncul. Tiga sampai empat hari setelah onset awal demam, nyeri retro-orbital, fotofobia, limfadenopati, perdarahan ringan (epistaksis, perdarahan gingiva, perdarahan gastrointestinal, hematuria, dan menoragia), dan tes tourniquet positif. Kasus DBD ditandai dengan empat manifestasi klinis utama yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik, dan seringkali hepatomegali dan kegagalan sirkulasi.

  • Suhu lebih besar dari 39°C dan tetap demikian selama 2-7 hari. Gejala-gejala yang disebutkan di atas dari fase awal semakin memburuk dengan demam terus menerus dan sakit kepala, sakit perut yang parah atau nyeri tekan, muntah terus-menerus, hematemesis, melena, petechiae, mudah memar, gelisah, kelesuan, kantuk, lekas marah, pendarahan atau memar di bawah kulit.
  • Setelah 2-7 hari demam, penurunan suhu yang cepat adalah sering disertai dengan tanda-tanda gangguan peredaran darah dengan keparahan yang bervariasi. Pasien mungkin berkeringat, gelisah, dan memiliki ekstremitas yang dingin dan menunjukkan perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
  • Setelah 24-48 jam dari onset fitur spesifik DBD, hemostasis abnormal dan kebocoran plasma diamati sebagai gejala khas. Banyak pasien sembuh dengan atau tanpa terapi cairan dan elektrolit. Pada kasus yang parah, kehilangan plasma dapat berkembang menjadi syok dan kematian jika tidak diobati.

Refrensi:

  1. Pang, X., Zhang, R., & Cheng, G. (2017). Progress towards understanding the pathogenesis of dengue hemorrhagic fever. Virologica Sinica, 32(1), 16–22. https://doi.org/10.1007/s12250-016-3855-9

  2. Priesley, F., Reza, M., & Rusdji, S. R. (2018). Hubungan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dengan menutup, menguras dan mendaur ulang plus (PSN M Plus) terhadap kejadian demam berdarah dengue (DBD) di kelurahan Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1), 124. https://doi.org/10.25077/jka.v7i1.790

  3. Sanyaolu, A., Okorie, C., Badaru, O., Adetona, K., Ahmed, M., Akanbi, O., … Wallis, E. (2017). Global epidemiology of dengue hemorrhagic fever: An update. Journal of Human Virology & Retrovirology, 5(6). https://doi.org/10.15406/jhvrv.2017.05.00179

  4. Wang, W. H., Urbina, A. N., Chang, M. R., Assavalapsakul, W., Lu, P. L., Chen, Y. H., & Wang, S. F. (2020). Dengue hemorrhagic fever – A systemic literature review of current perspectives on pathogenesis, prevention and control. Journal of Microbiology, Immunology and Infection, 53(6), 963–978. https://doi.org/10.1016/j.jmii.2020.03.007

GEJALA

Gejala Demam Berdarah Dengue

Selain itu, bentuk pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah dengan mengetahui beberapa gejala demam berdarah, seperti demam hingga 40 derajat Celcius yang diikuti dengan rasa sakit kepala parah, serta nyeri otot dan sendi hingga area di belakang mata.

Apabila kita merasakan atau menemukan orang disekitar kita mengalami gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan sedini mungkin dai petugas kesehatan.

Refrensi: https://ayosehat.kemkes.go.id/pemberantasan-sarang-nyamuk-dengan-3m-plus#:~:text=Langkah%20ini%20biasa%20disebut%20dengan,membawa%20virus%20DBD%20pada%20manusia.

Kasus demam berdarah terjadi karena perilaku hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian dan dapat terjadi karena lingkungan yang kurang bersih. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah merebaknya wabah DBD. Salah satu caranya adalah dengan melakukan PSN 3M Plus.

  1. Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
  2. Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
  3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Yang dimaksudkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:

  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
  • Menggunakan obat anti nyamuk
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
  • Gotong Royong membersihkan lingkungan
  • Periksa tempat-tempat penampungan air
  • Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
  • Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk

Wabah DBD biasanya akan mulai meningkat saat pertengahan musim hujan, hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk karena meningkatnya curah hujan. Tidak heran jika hampir setiap tahunnya, wabah DBD digolongkan dalam kejadian luar biasa (KLB).

Masyarakat diharapkan cukup berperan dalam hal ini. Oleh karena itu, langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah upaya pencegahan DBD dengan 3M Plus.

Refrensi: https://ayosehat.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus.